Provinsi Banten telah mencatat pencapaian luar biasa dalam pengembangan koperasi, dimana hampir seluruh desa dan kelurahan telah berpartisipasi aktif dalam program Koperasi Merah Putih. Dari total 1552 desa dan kelurahan, 1551 di antaranya sudah memiliki koperasi ini. Namun, satu desa yang unik, yaitu Desa Kanekes, memilih untuk tidak berpartisipasi karena kearifan lokal masyarakat Adat Baduy.
Keputusan Desa Kanekes ini menarik perhatian banyak pihak. Melihat kearifan lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Baduy, terdapat pertanyaan tentang bagaimana program-program modern dapat diselaraskan dengan nilai-nilai tradisional yang telah ada selama berabad-abad.
Keberhasilan Koperasi Merah Putih di Banten
Menurut Gubernur Banten, Andra Soni, keberadaan Koperasi Merah Putih tidak hanya mencapai angka yang signifikan, melainkan juga berfungsi sebagai pendorong pemerataan ekonomi di masyarakat. Kini, dengan penerbitan 1551 surat keputusan pembentukan koperasi, tampak jelas bahwa semangat kewirausahaan kian menguat di provinsi ini. Data dari Dinas Koperasi UMKM mencatat peningkatan partisipasi masyarakat dalam berkolaborasi dan berkontribusi terhadap perekonomian daerah.
Partisipasi ini memberikan fondasi bagi setiap anggota masyarakat untuk merasakan dampak positif dari keberadaan koperasi tersebut. Koperasi Merah Putih menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengelola sumber daya secara kolektif, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan peluang ekonomi baru.
Pentingnya Program dan Dukungan dari Pemerintah
Tidak dapat dipungkiri bahwa dukungan pemerintah memiliki peran krusial dalam keberhasilan program ini. Dalam penyaluran Bantuan Keuangan Desa, Pemprov Banten mempersyaratkan pengembangan koperasi dengan membuat akta pendirian. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi, termasuk menyediakan program pendidikan bagi pemuda desa agar bisa menjadi penggerak pembangunan lokal.
Program Bangun Jalan Desa Sejahtera yang juga hadir dalam inisiatif ini berfungsi untuk memperkuat infrastruktur yang pada akhirnya mendukung aktivitas ekonomi di desa. Dengan potensi jumlah penduduk yang relatif besar—minimal antara 4000 hingga 5000 warga di setiap desa—Koperasi Merah Putih diprediksi akan terus berkembang dan berkontribusi pada perekonomian makro Indonesia.
Kalimat optimis Andra Soni tentang semangat warga Banten untuk mensukseskan koperasi ini mencerminkan harapan bagi masa depan ekonomi lokal. Di samping itu, peluncuran koperasi pada tingkat nasional menandai awal permulaan yang monumental bagi pertumbuhan ekonomi di seluruh negeri.