Kabaharkam Polri, Komjen Fadil Imran, bersama Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, melakukan kunjungan kerja di Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun yang terletak di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. Kegiatan ini berlangsung pada hari Selasa, 5 Agustus 2025, dan dihadiri oleh banyak pejabat daerah dan masyarakat setempat.
Kehadiran Bupati Serang, Ratu Zakiyah, dan sejumlah pejabat lainnya memang menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pendidikan dan pengembangan santri di daerah tersebut. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah berusaha memperkuat hubungan antara lembaga pendidikan dan keamanan sosial di masyarakat.
Pentingnya Sosial Media dalam Pendidikan
Dalam sambutannya, Kabaharkam mengingatkan kepada para hadirin agar lebih hati-hati dan bijak dalam menggunakan sosial media. Beliau menekankan, banyak informasi yang beredar di dunia maya tidak selalu benar dan bisa berdampak negatif. “Hati-hati dan pandailah dalam menerima informasi, karena sosial media dapat menjadi alat pemecah belah umat jika tidak digunakan dengan bijak,” katanya. Pesan ini sangat relevan, terutama di tengah fenomena penipuan dan berita hoaks yang marak terjadi.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, pendidikan pun tidak lepas dari pengaruh sosial media. Banyak siswa dan santri yang mengakses informasi dengan mudah melalui platform-platform tersebut. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh itu valid. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai moral dan etika di pondok pesantren menjadi sangat krusial untuk membentuk karakter generasi muda.
Hubungan Antara Pendidikan dan Keamanan
Jenderal bintang tiga ini yakin, apabila santri merasa aman, maka kondisi bangsa akan menjadi lebih damai. Pendidikan di pondok pesantren tidak hanya mencakup aspek ilmu keagamaan, tetapi juga membentuk etika dan moralitas santri. “Moral etika di pondok pesantren sangat dihargai, pengasuh sangat dihormati. Ini yang harus dipertahankan oleh anak-anak kita,” tambahnya dengan tegas.
Ada momen menarik saat Kabaharkam mengajak empat santri untuk naik ke podium demi memotivasi mereka. Ia menjanjikan hadiah berupa bebas SPP hingga sekolah selesai bagi santri yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Tiga dari empat pertanyaan berhasil dijawab dengan baik, namun saat menanyakan nama Kapolres Serang, santri tersebut tidak dapat memberikan jawaban yang tepat.
Fadil Imran memberikan kesempatan kepada santri untuk bertanya langsung kepada Kapolres Serang yang hadir di barisan depan. Setelah diberikan jawaban, santri tersebut dengan penuh percaya diri menyebutkan nama “Jenderal Condro Sasongko,” yang mengundang tawa dari para hadirin. Di sini terlihat, meskipun tidak sempurna dalam menjawab, keberanian untuk bertanya dan berinteraksi sangat penting dalam pendidikan.
“Tadi santri menjawab dengan baik bahwa Jenderal Sasongko adalah orang yang baik. Apa artinya pangkat jika tidak didukung oleh amal ibadah? Pesan moral yang kami dapat adalah untuk tetap baik dalam menjaga keamanan dan melayani masyarakat,” ungkap Fadil Imran, merujuk pada pentingnya sikap saling menghormati dan bekerjasama dalam komunitas.