Kepulangan jemaah haji adalah momen yang selalu dinantikan, terutama bagi keluarga dan kerabat yang menunggu di tanah air. Baru-baru ini, sebanyak 66 jemaah haji dari Kabupaten Cianjur telah kembali ke Indonesia setelah menjalani ibadah di Tanah Suci. Mereka mendarat di Asrama Haji Kementerian Agama setempat pada Rabu (09/07/2025) pukul 02.30 WIB.
Dalam perjalanan spiritual ini, suasana haru dan syukur terasa sangat mendalam, meskipun diwarnai dengan kabar duka atas wafatnya dua orang jemaah selama di Tanah Suci. Hal ini memberikan gambaran bahwa perjalanan haji bukan hanya tentang kesenangan, tetapi juga tantangan yang harus dihadapi oleh para jemaah.
Proses Penjemputan Jemaah Haji
Pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kabupaten Cianjur, Saepul Ulum, menjelaskan bahwa Kloter 56 merupakan kombinasi dari jemaah asal Cianjur, Sukabumi, dan Bogor. Dalam proses penjemputan, hal ini memerlukan perhatian khusus untuk memastikan semua koper dan barang bawaan tidak tertukar. Setidaknya ada 442 koper yang harus dikelola dengan cermat oleh petugas.
“Biasanya, kami langsung membawa semua koper ke Cianjur. Namun, kali ini kami harus lebih teliti karena kloter ini bukan hanya dari Cianjur saja. Alhamdulillah, semua berlangsung dengan baik berkat koordinasi yang solid antara petugas embarkasi dan Kementerian Agama,” tambahnya. Data tersebut menunjukkan betapa pentingnya manajemen yang efisien dalam setiap tahap perjalanan haji.
Apresiasi dan Tanggung Jawab Bersama
Saepl juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kelancaran proses ibadah haji tahun ini. Dukungan dari berbagai instansi, seperti Pemerintah Daerah dan pihak keamanan, sangat membantu dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada para jemaah. Kerja sama yang baik ini merupakan contoh bagaimana masyarakat dapat bergotong-royong untuk mencapai tujuan bersama.
“Kami sangat berterima kasih kepada media, pemerintah setempat, Kementerian Agama, aparat keamanan, serta relawan yang telah bekerja keras dalam mendukung semua kegiatan selama musim haji ini,” ungkapnya. Hal ini mencerminkan pentingnya sinergi antar berbagai elemen dalam masyarakat untuk menyukseskan ibadah haji, yang merupakan salah satu rukun Islam yang sangat vital.
Di sisi lain, ada pengingat pahit dalam perjalanan ini dengan dua jemaah yang meninggal saat menunaikan ibadah di Tanah Suci. H. Sukandi (74) dari Kecamatan Campaka dan Hj. Asmana (84) dari Kecamatan Cilaku adalah dua jemaah yang tidak dapat kembali bersama rekan-rekannya. Kabar ini memberikan pelajaran berharga tentang kesadaran akan pikiran dan kesehatan para jemaah sebelum berangkat menunaikan ibadah.