Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, secara aktif berusaha meningkatkan produksi tangkapan nelayan untuk mendukung ketahanan pangan serta memajukan ekonomi masyarakat pesisir. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah penyaluran bantuan sarana alat tangkap ikan.
Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Rizal Ardiansyah, menjelaskan bahwa dukungan dari pemerintah daerah, provinsi, dan lembaga terkait sangat penting untuk meningkatkan produktivitas serta pendapatan nelayan. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat di daerah pesisir.
Bantuan Alat Tangkap dan Pelatihan untuk Nelayan
Jumlah nelayan yang bekerja di pesisir selatan Lebak mencapai 3.600 orang, yang mengoperasikan kegiatan mereka di 11 Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Mereka yang menerima bantuan tersebut tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB), yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi tangkapan ikan. Bantuan alat tangkap yang disalurkan meliputi perahu, kompas, jaring, dan juga fasilitas pelabuhan yang lebih higienis.
Disamping itu, para nelayan juga mendapatkan pelatihan mengenai bimbingan teknis dan keselamatan untuk mencegah kecelakaan laut. Komitmen pemkab tidak hanya berfokus pada peningkatan tangkapan, tetapi juga pada keselamatan dan kesejahteraan nelayan. Menurut Rizal, potensi ikan di pesisir selatan Lebak sangat melimpah, terutama jenis pelagis besar seperti tuna, cakalang, dan marlin. Ikan-ikan ini sangat berkualitas karena habitatnya berada di Perairan Samudera Hindia.
Strategi untuk Meningkatkan Produktivitas Tangkapan Ikan
Selama ini, rata-rata produksi ikan tangkapan nelayan mencapai 6.000-8.000 ton per tahun, yang disuplai ke berbagai wilayah termasuk Banten, Jawa Barat, Jakarta, hingga pasar ekspor. Dengan hasil yang bermanfaat ini, perputaran ekonomi yang dihasilkan diperkirakan bisa mencapai ratusan miliar rupiah, yang tentu saja berpotensi meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Contohnya, Edi, seorang nelayan berusia 55 tahun dari PPI Binuangeun, berbagi pengalaman bahwa dalam empat hari melaut, ia dapat menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp1,5 juta setelah dibagi dengan rekan-rekannya. Dalam tiga bulan terakhir, Edi dan kelompoknya merasakan peningkatan hasil tangkapan yang signifikan, mencapai 8 ton ikan dalam empat hari melaut.
Kenaikan ini juga tercermin dalam statistik produksi tangkapan ikan laut di Kabupaten Lebak pada tahun lalu, yang meningkat menjadi 6,8 juta kilogram dari sebelumnya 6,7 juta kilogram. Data ini menunjukkan dampak positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai Rp1,7 miliar, meningkat dari Rp1,1 miliar pada tahun sebelumnya. Hal ini sangat penting mengingat PAD yang meningkat dari sektor perikanan ini kontribusinya berasal dari retribusi transaksi pelelangan ikan di 11 TPI.
Melalui strategi yang komprehensif dan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan sektor perikanan di Kabupaten Lebak tidak hanya mampu meningkatkan jumlah tangkapan, tetapi juga kesejahteraan nelayan serta ketahanan pangan masyarakat. Dengan memupuk pengetahuan dan keterampilan nelayan, masa depan perikanan di wilayah ini berpotensi menjadi lebih cerah.