CIANJURUPDATE.COM — Di tengah dinamika pendidikan, keluhan orang tua siswa di SD Negeri Ibu Jenab 1 Cianjur terkait pungutan infak untuk pembangunan fasilitas sekolah semakin menjadi sorotan. Munculnya isu ini menyita perhatian setelah tersebarnya pesan berantai melalui platform WhatsApp yang menginformasikan hasil rapat orang tua.
Dalam pesan tersebut, disebutkan bahwa pihak sekolah meminta sumbangan sebesar Rp100 ribu per siswa untuk pembangunan pagar lapangan timur dan area parkir. Selain itu, mereka juga meminta dari orang tua antara Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta untuk pengadaan mebel seperti meja dan kursi, yang tentunya menjadi beban tambahan bagi orang tua.
Pungutan Sekolah: Pentingnya Transparansi dalam Pengelolaan Dana
Masalah pungutan yang terjadi di SD Negeri Ibu Jenab 1 menjadi pertanda pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana sekolah. Orang tua murid yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa mereka diminta untuk menandatangani surat pernyataan kesediaan untuk membayar. Hal ini membuat banyak orang tua merasa terbebani, terutama dalam situasi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil usai pandemi.
“Untuk pengadaan mebel, kami diberitahu bahwa harga bangku telah ditetapkan mencapai Rp700 ribu. Ditambah lagi dengan infak yang ‘seikhlasnya’, menjadikan totalnya sekitar Rp1,5 juta,” paparnya. Situasi ini mengingatkan kita akan perlunya komunikasi yang lebih baik antara pihak sekolah dan orang tua. Penyampaian informasi yang transparan bisa meminimalisir ketidakpuasan di kalangan orang tua.
Strategi Mengatasi Masalah Pungutan Sekolah dan Menjalin Komunikasi Baik
Menanggapi keluhan ini, Kepala Sekolah SDN Ibu Jenab 1, Ihat Solihat, mengakui perlunya strategi komunikasi yang lebih efisien. Dalam wawancaranya, Ia mengungkapkan rasa syukur atas masukan dari orang tua yang merasa keberatan, yang menunjukkan bahwa ada keinginan dari orang tua untuk terlibat dalam proses pengembangan sekolah.
“Alhamdulillah, informasi ini sangat berharga. Menandakan bahwa kita perlu lebih terbuka dalam keterlibatan mereka. Kebutuhan untuk pembangunan pagar dan pembaharuan mebel memang mendesak, namun mungkin saya belum menjelaskan secara rinci kepada orang tua,” tuturnya. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah perlu ditingkatkan untuk mencapai transparansi dan kejelasan dalam hal penggalangan dana.
Dengan demikian, keterbukaan dalam menyampaikan kebutuhan dan perencanaan anggaran sekolah bisa menjadi langkah efektif untuk meningkatkan kepercayaan orang tua. Selain itu, pihak sekolah juga perlu mengedukasi orang tua mengenai pentingnya sumbangan tersebut dan bagaimana dana tersebut akan digunakan untuk kepentingan siswa dan fasilitas yang lebih baik.