CIANJURUPDATE.COM – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur baru saja mengumumkan kebijakan penting untuk mengubah cara menabung bagi siswa di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kebijakan ini bertujuan untuk meringankan beban guru terkait kegiatan di luar proses belajar mengajar (KBM) yang selama ini menjadi tantangan.
Sebagai informasi penting, kebijakan ini tertuang dalam surat edaran yang dikeluarkan pada tanggal 01 Juli 2025, mencakup tiga poin utama yang menjadi landasan dari kebijakan tersebut. Poin-poin tersebut mencakup pentingnya efisiensi pengelolaan keuangan, pemfokusan pada kegiatan belajar mengajar, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar mengelola keuangan dengan cara yang lebih mandiri.
Larangan Menabung di Sekolah: Tujuan dan Pentingnya
Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin, menjelaskan bahwa inti dari kebijakan ini bukanlah melarang siswa untuk menabung, tetapi melarang penitipan uang tabungan yang melibatkan peran guru atau sekolah. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kompleksitas administrasi dan pengawasan yang sering kali membebani guru.
Dalam konteks ini, Ruhli menekankan bahwa beban kerja yang berlebihan akibat pengelolaan tabungan harus dihindari. Mengalihkan fokus guru pada administrasi keuangan justru dapat mengganggu kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa. Dengan demikian, guru diharapkan dapat lebih berkonsentrasi dalam menjalankan tugas utama mereka, yaitu mengajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Alternatif dan Strategi Menabung Mandiri bagi Siswa
Di samping pelarangan tersebut, Disdikpora juga memperhatikan kebutuhan siswa untuk belajar mengelola keuangan secara mandiri. Ruhli menjelaskan bahwa saat ini mereka tengah mencari alternatif untuk membantu siswa dalam menabung dengan cara yang sesuai. Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah menjalin kerja sama dengan lembaga perbankan untuk menyediakan program simpanan pelajar.
Dengan adanya program simpanan pelajar ini, siswa diharapkan dapat melakukan transaksi tabungan secara mandiri. Hal ini tidak hanya mendorong siswa untuk mulai memahami pentingnya mengelola keuangan, tetapi juga menawarkan cara yang lebih sederhana dan efektif untuk menabung tanpa harus melibatkan guru atau sekolah secara langsung.
Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masa depan siswa, terutama dalam hal pembelajaran tentang pengelolaan keuangan. Dengan mengedukasi mereka tentang cara menabung dan mengelola uang, diharapkan siswa akan memiliki keterampilan yang lebih baik ketika menghadapi tantangan keuangan di kehidupan sehari-hari mereka.
Secara keseluruhan, kebijakan baru ini merupakan langkah yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan di sekolah sambil tetap memperhatikan kebutuhan siswa untuk belajar mandiri. Meskipun perubahan ini mungkin terasa berat pada awalnya, hasil jangka panjang bisa sangat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi siswa yang akan menjadi generasi penerus.