Seorang pelajar di Cianjur, Desti Siti Viani (17), mengalami kejadian tragis saat menghadiri rapat Forum Remaja Palang Merah Indonesia (PMI). Sepeda motornya dicuri di area kuliner dekat Taman Prawatasari pada Minggu (20/07/2025).
Pencurian terjadi saat Desti memarkir sepeda motor Honda Scoopy bernomor polisi F 5953 WAU di seberang gedung PMI sekitar pukul 10.24 WIB. Dalam percakapan melalui telepon, Desti menceritakan kronologi kejadiannya secara jelas.
Detail Kejadian Pencurian Sepeda Motor
Menurut Desti, ia tiba di lokasi sekitar pukul 09.00 pagi dan memarkir motornya di area ramai dengan jajanan. Menjelang rapat yang berakhir sekitar pukul 10.00, teman Desti masih melihat motor tersebut di tempatnya. Namun, saat Desti kembali sekitar pukul 10.24 WIB, ia dibuat kaget karena motornya sudah tidak ada.
Rasa penasaran dan khawatir membawanya untuk mencari tahu lebih lanjut. Sebelum pulang, ia berencana membeli jajanan di taman. Saat kembali, ia mencari tahu dan bertanya kepada juru parkir, tetapi jawabannya tidak sesuai harapan. “Saya kira motornya dipindahkan, tetapi juru parkir mengatakan tidak ada,” ucap Desti. Situasi ini jelas menjadi dampak psikologis yang signifikan bagi Desti, yang merasa kehilangan bukan hanya kendaraannya tetapi juga kepercayaan di area tempatnya berada.
Langkah-Langkah Setelah Pencurian dan Kerugian yang Diderita
Setelah menyadari motornya hilang, Desti segera memeriksa rekaman CCTV. Ia melihat dua orang tidak dikenal mengambil motornya dengan cepat. “Saya melihat cuplikan video, dan mereka tampak sudah mengawasi motor itu dari jauh sebelum mengambilnya,” jelasnya. Dari sini, dapat diambil pelajaran penting mengenai pentingnya keamanan dan pengawasan di area parkir umum.
Dari analisisnya, Desti menyimpulkan bahwa meskipun motornya terkunci stang, lubang kuncinya tidak ditutup, yang menjadi kesempatan bagi pelaku untuk melakukan aksinya. Hal ini mengingatkan kita akan perlunya menjaga perangkat keamanan ekstra pada kendaraan kita.
Akibat pencurian tersebut, kerugian material yang diderita Desti mencapai sekitar Rp22 juta. Selain sepeda motor, ia juga kehilangan sepatu sekolah dan helm yang ditinggalkan di motor. Untungnya, dokumen kendaraan yang penting berhasil ia simpan dan tidak ikut hilang, sehingga ia memiliki satu sisi positif di tengah situasi yang sulit.