Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 menjadi momentum penting bagi banyak pihak, termasuk lembaga pemasyarakatan. Salah satunya adalah Lapas Kelas IIB Cianjur yang menggelar upacara peringatan di Lapang Prawatasari pada Minggu, 17 Agustus 2025. Kegiatan ini mengingatkan kita akan makna kemerdekaan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Selesai upacara, pihak lapas melanjutkan dengan penyerahan remisi kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP), serta memperlihatkan lukisan hasil karya mereka yang menggambarkan Bupati dan Wakil Bupati Cianjur. Ini menandai integrasi seni dan rehabilitasi yang menjadi bagian dari proses pemulihan warga binaan.
Remisi Sebagai Alat Rehabilitasi Warga Binaan
Pemberian remisi di Lapas Kelas IIB Cianjur bukan sekadar prosedur administratif, tetapi merupakan simbol harapan bagi WBP. Remisi menjadi alat untuk mendorong mereka agar memperbaiki diri dan siap diterima kembali oleh masyarakat. Kalapas Cianjur, Eris Ramdani, dalam kesempatan itu menekankan pentingnya perubahan perilaku sebagai dampak dari remisi yang diberikan.
Data menunjukkan bahwa remisi dapat menjadi motivasi bagi WBP untuk berperilaku lebih baik. Dengan harapan ini, proses reintegrasi sosial dapat berjalan lebih mulus. Eris juga menambahkan bahwa remisi diharapkan tidak hanya menjadi hadiah, tetapi lebih kepada sebuah tantangan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan.
Statistik dan Harapan Pasca Remisi
Dalam peringatan HUT RI ke-80 tersebut, sebanyak 12 orang langsung bebas berkat mendapatkan Remisi Umum II dan Remisi Dasawarsa II. Selain itu, terdapat 583 WBP yang menerima potongan masa pidana melalui Remisi Umum dan 599 WBP mendapatkan Remisi Dasawarsa. Statistik ini mencerminkan komitmen lembaga pemasyarakatan untuk merehabilitasi warga binaan dan menyiapkan mereka untuk kembali ke masyarakat.
Pemberian remisi diharapkan tidak hanya dilihat sebagai bentuk pengurangan hukuman, tetapi juga sebagai pengingat akan tanggung jawab moral para WBP untuk kembali berkontribusi secara positif setelah mereka bebas. Semoga, dengan adanya dukungan dan program rehabilitasi yang baik, para warga binaan dapat memperbaiki diri dan menjadi anggota masyarakat yang produktif.
Ini adalah saat yang tepat untuk mengingat bahwa setiap individu memiliki potensi untuk tumbuh dan berubah, dan remisi adalah langkah pertama menuju kehidupan baru. Dengan demikian, diharapkan Cianjur dan negara ini bisa memasuki era baru yang lebih baik dan mencapai cita-cita bersama.***
