Relawan Tangguh Bencana (Retana) menjadi salah satu inovasi penting di Kabupaten Cianjur, bahkan kehadirannya di tengah masyakarat memberikan dampak positif saat proses evakuasi bencana. Poros utama dari Retana adalah memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi bencana.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Cianjur, Taufik Zuhrizal, mengungkapkan bahwa struktur organisasi Retana tidak mengalami perubahan signifikan, meskipun terdapat beberapa aspek manajerial yang disesuaikan dengan kebutuhan saat ini. Dengan pengabdian para relawan, mereka menjadi ujung tombak dalam penanggulangan bencana.
Kepengurusan Retana dan Tujuannya
Retana berfungsi sebagai lembaga yang membantu proses evakuasi dan penanggulangan bencana di lapangan. Dalam pola operasional, relawan muda yang tergabung di Retana diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata. Dengan rentang usia 20 hingga 35 tahun, generasi ini diharapkan membawa semangat dan inovasi baru dalam menangani segala bentuk bencana.
Menariknya, para relawan ini bukanlah pemain baru, melainkan sebagian besar adalah personel yang telah berpengalaman dari kepengurusan sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya kesinambungan dalam program dan penanganan bencana yang lebih efisien. Taufik juga menambahkan, “Kita berharap keberadaan Retana ini mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.”
Strategi dan Harapan untuk Masa Depan
Dari sudut pandang strategis, keberadaan Retana perlu diimbangi dengan edukasi dan pelatihan yang terus menerus bagi para relawan. Masyarakat juga menjadi bagian integral dalam program ini, di mana mereka diajak untuk berpartisipasi aktif dalam simulasi evakuasi serta kegiatan pelatihan. Salah satu harapannya adalah membentuk masyarakat yang tanggap dan siap siaga menghadapi bencana.
Di masa depan, Retana diharapkan tidak hanya mampu menanggulangi bencana tetapi juga melakukan mitigasi untuk mengurangi resiko yang mungkin terjadi. Pendidikan mengenai bencana harus dimasukkan dalam kurikulum sekolah, sehingga anak-anak sejak dini sudah paham akan bencana dan bagaimana cara menghadapinya. Dengan inisiatif ini, bencana tidak akan lagi menjadi hal yang menakutkan bagi masyarakat, melainkan sebuah tantangan yang mampu dihadapi bersama.
Kehadiran Retana dapat menjadi model bagi daerah lainnya, di mana kolaborasi antara pemerintah, relawan, dan masyarakat menjadi kunci utama. Semoga inovasi ini tidak hanya berfungsi saat bencana terjadi, tetapi juga dapat menciptakan kesadaran dan persiapan yang lebih baik di lingkungan masyarakat untuk menghadapi berbagai kondisi darurat.